Rabu, 15 Juni 2016

Bandara juanda.

Bukan tentang rindu,
Hanya tentang bagaimana berkorban bisa menjadikan semuanya indah pada hasilnya.
Travel itu, mobil avanza hitam yang mengantarkan ku pada sebuah tempat...
Tidak jauh, hanya 2 jam setengah dari tempat tinggalku.
Bandara juanda surabaya. Itu tempat yg ku tuju.
Bertemu dengan seorang lelaki 21 tahun.
Tidak ada yang spesial, hanya bertemu dan memberinya sebuah kado. Dan juga tidak spesial. Tidak 'wah'. Tidak romantis. Biasa saja.
Karena jarak aku jadi menghargai setiap pertemuan yang ada. Ya, I do my long distance relationship. It worked in my relationship. Work really well. Hingga saat ini. Masih.
Sebenarnya banyak cerita dari sebuah pertemuan singkat di bandara saat itu.
Dia pulang. Tapi dia tak menemuiku. Aku tau jelas alasannya. Ada sesuatu yg lebih penting.
Aku ingin menemuinya tapi masih tak bisa. Katanya lagi, ada kesibukan yg tak bisa ia tinggalkan.
Keesokannya, aku ingin menemuinya lagi tapi ternyata dia masih ada hal yg harus ia kerjakan.
Okay kuputuskan hari terakhir saja menemuinya di bandara, walau hanya kurang lebih 4 jam kita bertemu. Dengan waktu pergi kesana 2jam setengah, dan pulang kembali 2 jam setengah.
Ada sesuatu yang lebih penting, ada kesibukan yg tak bisa ia tinggalkan, dan masih ada hal yg harus ia kerjakan. Aku mengertinya :) begitu mengerti, meski aku tau tak semua yg ia ucapkan sebuah kebenaran. Aku tau fakta yang terjadi, tapi ia menceritakan dengan cerita yang berbeda. Aku tau....
Entahlah, kejadian ini sudah lama terjadi. Tapi gatau kenapa bakal inget terus kejadian ini.

Sampai akhirnya aku mengerti jika pengorbananku hanya untuk memperjuangkan sebuah alasan pribadi (yang tidak ada sangkut pautnya dengan hubunganku) dari kekasihku

Meski begitu,
Dia tidak pernah tau cerita dibalik perjalanan ku menuju ke bandara sore itu.
Dia tidak pernah tau bagaimana cerita dibalik pesan pesan whatsapp yang meng-iya-kan semua pesan dan cerita darinya dalam beberapa hari sebelum bertemu di bandara.
Dia tidak pernah tau gimana aku tau keadaannya yang sebenarnya, dan itu bukan dari ceritanya.
Dia tidak pernah tau cerita dibalik sebuah kado sederhana itu.
Dia tidak tau bagaimana cerita dibalik penampilan yg aku pakai saat itu.
Dia tidak pernah tau bagaimana cerita dibalik "aku ke toilet dulu".
Dia tidak pernah tau bagaimana cerita dibalik kata kata "hati hati disana, jangan nakal"

He don't know everything. When I told him, he never gets the point.
I'm not blaming you. Im blaming my self. I hate my self. Why I care so fuckin hard with you. Really hard. Iloveyou, so badly.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar