Sabtu, 18 Maret 2017

VALLEY.

Awalnya seperti gersang
Tidak ada kehidupan
Bahkan harapan
Basi. Tidak menarik.
Monoton.

Tak kan pernah tau jika
Ia akan memberikan hal indah.
Tak kan pernah tau jika,
Tak mencoba untuk mendakinya.

Aku salah.
Ada kehidupan baru,
Yang belum ku tau sebelumnya.
Ada sebuah angin sejuk baru,
Yang sempat membuatku lupa,
Dengan apa yang semestinya aku tuju.

Rasanya......
Cukup singgah sampai sini saja.
Hidup disini.
Menikmati hal indah yang telah diberikan.
Nyaman. Begitu yg kurasakan.

Tapi apakah persinggahan ini akan aman?
Apakah ia akan memberikan kenyamanan untuk seterusnya?
Bagaimana jika hujan?
Bagaimana jika panas?
Bagaimana jika angin?
Bagaimana jika badai?

Bukit..... memang selalu indah,
Pada masanya.
Memberikan kenyamanan,
Yang seolah olah tak akan pernah sirna.

Tapi.....
Bagaimanapun juga aku harus kembali ke rumah.
Mencari kenyamanan yang semestinya.

Pernah terfikir,
Bagaimana jika membangun rumah di atas bukit?
Atau bagaimana jika membuat bukit di dalam rumah?
Atau mungkin tidak keduanya?

But,
Home is not place. It's a feeling.
Valley is part of the journey.
Give good things but not the best.
Valley never go away.
Valley will always stand up in their own place.
Waiting for someone who will make 'em as transit.
Or perhaps waiting for someone who will make them as a home?
But,
Valley.....
Thank you for the memories.

Hal.

Satu hari disapa
Satu hari ditanya
Satu hari kenal
Satu hari dekat
Satu hari nyaman
Satu hari pergi
Satu hari hilang
Satu hari rindu.

Bukan gampangan.
Hanya kesan.
Terlalu membekas.
Menjadi suatu kenangan.
Di sudut kota itu.
Yang tak akan ku sebut namanya.

Seperti kisah ftv.
Hanya saja lebih pendek kurasa,
Dari kisah FTV.

Laju motor dengan kecepatan kencang,
Melihat wajahnya dari spion.
Duduk tak berdekatan.
Membuat semua kejadian itu,
Perlu DIULANG.

Bukan cinta. Bukan sayang.
Bukan kagum. Bukan suka.
Bukan rindu. Hanya saja,
Heran.
Sempat nyaman.
Meski sejenak.
Tapi,
Ingin nyaman,
Untuk berikutnya.

Mungkin karena sepi.
Hal itu ada.
Hal itu datang.
Singgah.
Mungkin karena jauh.
Hal itu menemani.

Indah.
Tapi tak akan diulang kembali.
Karena...
Ada hati yang perlu di jaga.....
Sampai semua akan kembali dengan cerita lama.
Yaitu, hal itu kembali pergi.
Sirna. Dan kandas.

Selasa, 17 Januari 2017

be careful..... social media can wreck your relationship!

Saya dedikasikan tulisan ini untuk seseorang yang katanya ingin menjadi calon masadepan saya.

Long distance relationship. Saya gak masalah dengan status itu di hubungan saya. I really enjoy that status. Cukup dengan pasangan yang loyal, komunikatif dan asyik! Kadang ketika hubungan itu makin seru jika dalam kondisi berjuang untuk bertemu. Dan dalam kondisi berjuang itu kedua pasangan berlomba lomba untuk membuat pasangannya bahagia. Apasih medianya orang LDR itu? Chat? Telfon? Sms? Surat? Hahaha. Dan sosial media adalah salah satu alat pendukung dari sedikit pemanis hubungan kalian. Sesekali Update foto bareng pacar di sosial media yang kita miliki boleh lah ya.

But..... wait.... nowadays? Relationship getting hard right now. Kadang yang namanya sedang nunggu kabar dari 'dia' pun masih kalah sama stalkingin dia yang tiba tiba udah Update di sosial medianya. Padahal? LDR ya itu tadi, komunikatif. Emang sih gak menuntut buat selalu dikabarin di setiap aktivitas. Tapi rasanya kurang etis jika apa apa yang didahulukan selalu sosial media. Gak ada kabar seharian pun kadang bingung dicarinya kemana jika emang lagi tidak bisa bertemu. Tapi lagi lagi carinya juga di sosial media. Lagi update foto, update status, buat baikin pencitraan banyak likes dan cari perhatian dengan comment! Oh shit men......
Saya tau kadang hubungan itu membosankan. Kadang lagi bahagia, kadang lagi sedih, kadang jenuh dan bosen juga. Dan emang larinya selalu ke sosial media buat ilangin stress.

Tapi..... bagaimanapun juga se-gak-asik apapun pasangan yang kita punya kalo emang yang katanya mau diseriusin buat dijadiin 'calon masadepan' harusnya sering sering kita komunikasi sama dia. Buat suasana biar gak boring. Dan selalu ada hal hal kecil yang diomongin. Enggak datengnya pas lagi posisi kamu di bawah terus. Nyarinya pas lagi ada butuhnya. Entahlah kalian yang gak suka punya pasangan yang terlalu cinta banget sama sosial media termasuk salah satu pasangan idaman atau orang yang milikin kalian itu termasuk orang yang beruntung. Seenggaknya kalian udah punya pola hidup yang ideal yang memprioritaskan kehidupan nyata kalian daripada kehidupan maya atau sosial media. Gimana gimana kalau masalah datang yang bakal bantuin nyelesein masalah itu juga orang orang di 'real' kehidupan kalian. Dunia maya? Sosial media? Mereka cuman bakal jadi sok perhatian dengan likes, comment, dan bakalan tuh di DM kalau saking kepo nya sama masalah kalian. Janganlah ya.... kejadian sampe kayak gitu. Jangan.

Kadang juga ngenes kalo jadi korban dari pasangan yang saya sebutkan diatas. Gak cemburu sih. Gak nglarang juga. Tapi tapi tapi...... ya kalian ngerti kan apa yang saya rasakan? EHRG jleb deh pokoknya hahahaha.

Sebenarnya sosok pria yang saya inginkan untuk mendampingi saya di masadepan adalah jauh dari kata kriteria 'eksis'. Saya gak butuh pria yang banyak likes dan comment di instagram. Followers apalagi. Engga. Saya gak butuh pria yang keseringan pencitraan di sosial media. Yang serderhana aja, yang biasa aja, yang prioritasin kehidupan aslinya dulu deh, buat share something new in his life, buat cerita hal hal kecil yang gak bakal dia jadiin status update, dan saya tau hal hal yang secara khusus yang hanya diceritakan pada pasangan masing masing adalah suatu memorable something, special, berharga banget.

Ya kenapa harus gini? 
Simpel. Karena ntar yang di masadepan, pas udah jenuh dengan hal hal basi yang ada di hidup kita ya yang ada cuman pasangan kita. Cuman pasangan kita yang bisa diajak ngobrol, cerita hal hal seru tiap harinya, bercanda bareng buat ngilangin kejenuhan. Dan yang paling penting.... Pas udah tua dan udah gabisa ngapa ngapain yang bisa kita lakuin sama pasangan kita adalah nostalgia bareng bareng. Ngebahas hal hal masa lampau yang bisa diceritain lagi sebagai cerita yang seru lagi di masadepan.

Nah, jika kalian sekarang mainnya sosial media terus, pergi kemana bingung sama foto dan fotoin, update status, cek in, dan lain sebagainya terus quality time yang bener bener bisa disimpen buat memory nya gimana?
Ya pokoknya itu tadi. Pas udah tua dan udah gabisa ngapa ngapain lagi yang bisa dilakuin sama pasangan kita cuman nostalgia bareng bareng ngebahas hal hal masa lampau yang bakal jadi cerita seru di masa itu.

Sehoror itu ternyata jika nanti punya calon masadepan yang addicted to social media banget.

Dan masalahnya satu......
when you love someone you will never have one reason to stop loving them. You will admit your crush in every condition however it's good or bad. You always fight and try to defend your relationship.

But the reality is as always like that.
LOGIC DEFEATED WITH THE FEELING.